Keresahan ketika berhadapan dengan dirinya adalah sesuatu yang nyata, kesedihan ketika mengingat dirinya adalah kebenaran, ketika pikiran ini tidak bisa fokus dan bayangan dirinya begitu nyata, adalah keteguhan. Namun aku belajar untuk bisa melakukan semuanya dengan pasti. Apakah itu merupakan satu hal yang merupakan kesalahan, adalah ketidak pedulian dirinya, sungguh aku pun tidak bisa melihat dengan jelas. Aku hanya mendapatkan apa yang dia inginkan. Bukan aku inginkan yang akan dia lakukan. Bukan satu hal yang fana, namun itulah yang menjadi ingatan yang tidak mungkin aku hilangkan, begitu banyak pelajaran yang telah aku dapatkan, namun ketika kita dihadapkan ke pelajaran yang hampir sama, mengapa kesalahan itu menjadi nyata lagi. Mengapa aku tidak bisa menghindari kesalahan itu..?
Mungkin satu hal yang menjadi kebenaran, aku rapuh. Bukan untuk bisa di hancurkan, namun kerapuhan ku ketika mengingat dirinya, ketika dirinya menampakkan kenyataan, kebenaran yang bagiku sangat jauh dari harapan. Bukankah itu semua menjadi satu pelajaran, aku tidak bisa menganggap itu benar, ketika pikiran ku ini hanya untuk nya. Tabu memang jika kita menganggap semua hal yang kita hadapi itu adalah bukan bahan bicara umum. Mungkin itu ada benarnya, mungkin juga sebagai bahan untuk bisa membantu yang lain. Ketika mahluk sosial merupakan mahluk paling rentan, paling mudah untuk tidak bisa berdiri sendiri ketika rintangan itu hadir, apakah akan menjadi seperti itukah? atau kita akan terus belajar sampai pelajaran terakhir dan hasil pelajaran itu akan di kembalikan kepada pemiliknya.
Aku hanya manusia yang tidak bisa menghapus kamu. aku hanya bisa belajar untuk bisa berjalan dengan goyahnya. Untuk bisa melakukan langkah demi langkah dikit demi sedikit arahan otakku melakukan perintahnya untuk bisa melakukan langkahan itu. Pasti? ya sudah pasti … mengapa kita tidak bisa berbalik ke arah belakang, ketika kita dihadapkan ke depan dan melakukan yang terbaik ,… sekarang.
Pelajaran ini masih ku ingat dengan baiknya, tiap kesalahan itu aku dapatkan, aku mengandalkan harapan ku untuk bisa belajar lagi nanti. Satu titik dimana kita berpegangan dengan ketidak mampuan. Untuk itu aku hanya bisa berharap ketika aku tidak bisa melakukan nya, Satu Arah … di situ aku berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar